Entri Populer

Minggu, 30 November 2014

Cemplung

CEMPLUNG

Cemplung, seorang pemuda jomblo tabah yang sangat bangga pada status jomblonya. O ya, "jomblo" setau gua berasal dari bahasa sunda yang berarti seseorang yang ngga punya pacar. Jomblo sepertinya sudah menjadi bahasa nasional yang entah sudah dibakukan atau belum sebagai salah satu kosa kata bahasa Indonesia.

Ups, kita kembali ke Cemplung sodara-sodara. Cemplung, walau sudah berusia cukup matang secara biologis, tetap memegang teguh status jomblonya. Bukan karena tidak ada wanita yang suka pada Cemplung. Tapi memang tidak ada cewe yang naksir. He he sama aja kali ya.

Tapi yang jelas, dia sangat menikmati status jomblonya. Seringkali dia diejek oleh teman-temannya, tapi tidak serta merta membuat dia meratap terus menyanyikan lagunya Wali, "ibu- ibu bapak-bapak siapa yang punya anak tolong aku ..."

Sebagai jomblo tidak membuat Cemplung galau, melongo lalu ngesot bila malam minggu tiba. Dia hadapi setiap malam minggu dengan gagah berani. Bahkan dia terlihat lebih ceria dibanding cowo-cowo lain yang mempunyai pacar. Tidak ada dalam kamusnya kesepian. Kalau dia merasa sepi, maka akan dibuatnya keramaiannya sendiri. Dia jenis jomblo yang pandai menikmati hidup.

Julukan mengejek yang selalu diberikan teman-teman kepadanya adalah "jones", jomblo ngenes. "Mending lah jones, dari pada jores, jomblo ngeres" begitu barangkali pikirnya. Cemplung seolah ngga perduli dengan julukan itu karena memang tampang ngenes sama sekali ngga terlihat pada wajahnya. Yang terlihat malah tampang "ancur" saking jeleknya. Cemplung, jomblo tabah, memang punya tampang yang ngga ada mending-mendingnya. Gua sendiri jadi ngga tega ngedeskripsiin tampang tokoh kita ini.

Tapi itu dulu, sebelum semuanya berubah. Suatu saat Cemplung kehilangan ketabahannya. Dia kebelet ingin punya cewe setelah dia rasakan perasaan aneh yang memanggang setiap ujung syarafnya. Rasa itu muncul waktu tanpa sengaja tercium wangi rambut cewe temannya. Sejak itu wangi itu terus nemplok diingatannya, juga sosok pemilik rambutnya. Nama cewe itu Toro. Kenapa? Ngga boleh pake nama Toro? Emang kenaaapa? Ok, cewe ngga boleh pake nama Toro. Gua ganti deh namanya, Bawang. Jiaah suka-suka gua dong. Bawang juga bagus buat nama cewe.

Sayangnya, Bawang ngga punya perasaan apa-apa ke Cemplung. Parahnya, sejak mengetahui Cemplung punya perasaan ke dirinya, Bawang jadi menghindar dari Cemplung. Cemplungpun tahu kalau Bawang mulai menghindar darinya. Menghindarnya Bawang justru membuat perasaan yang ada makin menggila. Dan dia tulis status facebook malam itu "pen boogie jumping, tapi ga pk tali".

Dan di pagi itu ditemukan sesosok mayat laki-laki di atas batu besar dengan kepala pecah, di bawah jembatan yang sungainya kering.

Indramayu, 13 Nopember 2014

Tulisaja

Persepsi

PERSEPSI

Kalau kau anggap seekor kupu-kupu warna-warni itu indah karena dia membawa harmoni warna pada sayap-sayapnya, kau salah.
Kupu-kupu itu indah bukan karena warna pada sayap-sayap yang dia kepakkannya. Dia indah karena persepsi yang kau kristalkan untuknya.

Kalau kau anggap suasana pagi di perkebunan teh, dengan kabut yang beberapa jumput masih mengambang, memeluk tubuh-tubuh para pemetik daun teh, adalah suasana yang menyenangkan dan menentramkan karena apa yang kau lihat, kau dengar dan kau rasakan, kau juga salah.

Suasana pagi di perkebunan teh dengan kabut yang beberapa jumput masih mengambang, memeluk tubuh-tubuh para pemetik daun teh itu menyenangkan dan menentramkan karena persepsi yang kau tancapkan kokoh pada benak teduhmu.

Kalau kau kira sebentang pantai pasir putih dengan gulungan ombak susul menyusul dan terpaan angin basah mengusap lembut wajahmu membuatmu riang karena ceriannya pantai, ini juga salah.

Riangmu bukan karena pantai itu yang senantiasa mengajakmu bercanda. Riangmu karena persepsi yang kau lukis semarak dalam fikirmu.

Kalau kau rasa kau mencium sesuatu yang sepertinya kau kenal aroma asamnya yang memuakkan, yang menerobos paksa masuk ke dalam hidungmu, hingga meluluhlantakkan mood makanmu, kau benar kawan, karena sejak kemarin aku belum mandi.

Indramayu, 25 Nopember 2014

Tulisaja