Entri Populer

Minggu, 30 November 2014

Persepsi

PERSEPSI

Kalau kau anggap seekor kupu-kupu warna-warni itu indah karena dia membawa harmoni warna pada sayap-sayapnya, kau salah.
Kupu-kupu itu indah bukan karena warna pada sayap-sayap yang dia kepakkannya. Dia indah karena persepsi yang kau kristalkan untuknya.

Kalau kau anggap suasana pagi di perkebunan teh, dengan kabut yang beberapa jumput masih mengambang, memeluk tubuh-tubuh para pemetik daun teh, adalah suasana yang menyenangkan dan menentramkan karena apa yang kau lihat, kau dengar dan kau rasakan, kau juga salah.

Suasana pagi di perkebunan teh dengan kabut yang beberapa jumput masih mengambang, memeluk tubuh-tubuh para pemetik daun teh itu menyenangkan dan menentramkan karena persepsi yang kau tancapkan kokoh pada benak teduhmu.

Kalau kau kira sebentang pantai pasir putih dengan gulungan ombak susul menyusul dan terpaan angin basah mengusap lembut wajahmu membuatmu riang karena ceriannya pantai, ini juga salah.

Riangmu bukan karena pantai itu yang senantiasa mengajakmu bercanda. Riangmu karena persepsi yang kau lukis semarak dalam fikirmu.

Kalau kau rasa kau mencium sesuatu yang sepertinya kau kenal aroma asamnya yang memuakkan, yang menerobos paksa masuk ke dalam hidungmu, hingga meluluhlantakkan mood makanmu, kau benar kawan, karena sejak kemarin aku belum mandi.

Indramayu, 25 Nopember 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar