TENTANG KENANGAN
Kenangan adalah benda mati yang hidup dalam pikiran atas bujukan perasaan. Kalau dia sering membuat letih pikiranmu, kenapa tidak kau buang saja? Setidaknya pikiranmu akan punya ruang untuk menghadapi dunia nyata. Memang, kenangan adalah kenyataan yang berkesan dari masa lalumu. Tapi membiarkan dia mengganggu waktu-waktumu yang semestinya indah menjadi suram adalah sebuah kebodohan.
Kalaupun tidak mampu untuk membuangnya, paling tidak kau filekan saja yang rapi, lalu simpan di sudut ingatanmu. Jadi, bila sewaktu-waktu kau ingin membuka kenangan itu, bukalah. Bukalah kenangan itu oleh pikiran saja, tanpa diketahui perasaanmu, sehingga dia tidak melukai bahkan sekedar menggores hatimu.
Segeralah kau tentukan, dia sampah atau barang antik. Jangan sampai kau terlanjur tertimbun oleh sesuatu yang tidak berguna.
Indramayu, 30 Juni 2015
Tulisaja
Blog ini dengan sadar dibuat untuk menampung muntahan isi kepala yang seringkali lumer dan meleleh berupa tulisan yang kadang jelas kadang samar, kadang cerah kadang suram, kadang riang kadang murung. Semoga masih bisa dinikmati. Tino
Entri Populer
-
DI DUNIA Prosesnya adalah : 1. Lahir 2. Balita 3. Anak-anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Tua 7. Mati Catatan : Mati ...
-
PONDOK GEDE Bangunan inilah yang menjadi asal-usul nama daerah Pondok Gede. Sebuah kecamatan di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi Barat. ...
-
KUACI Kasih Mungkin inilah cara terbaik kita menutup hari Biarkanlah hanya jari dan mulut kita yang menari mencari Habiskan sisa ...
-
NASI UDUK Nasi uduk berkawan karib dengan bawang goreng dan emping. Dari dulu begitu, ga pernah berubah. Ada kawan-kawan lain yang mengisi ...
-
KEROCO Namaku Keroco. Ini bukan nama samaran atau julukan, apalagi nama penaku. Sungguh ini nama asli pemberian orang tuaku yang tercantum ...
-
REALISTIS Sore ini Bewok pulang dengan membawa sebungkus amarah pada mukanya yang membara. Dia marah setengah gila usai mendengarkan sosial...
-
Gapura Pondok Gede Gapura ini adalah mulut jalan menuju bangunan besar itu, Pondok Gede. Jalannya menanjak berbatu. Di sisi kanan jalan, ad...
-
RELATIF Aku kaya juga miskin Aku pintar juga bodoh Aku baik juga buruk Aku bagus juga jelek Aku benar juga salah Aku ini juga itu Aku...
-
MAESAROH Akhirnya Bewok memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti, sebagai karyawan di sebua...
-
RUBIK Masih ingat dengan permainan ini? Mudah-mudahan masih ingat. Saat duduk di bangku SD, saya mencoba permainan ini, tidak pernah bisa,...
Selasa, 30 Juni 2015
Tentang Kenangan
Selasa, 23 Juni 2015
Tentang Hujan
TENTANG HUJAN
(Episode 1)
Dan hujanpun sudah menggantungkan niatnya
Pada bulir-bulir di bilik-bilik awan
Sambil menahan rindunya tercurah dalam mendung
Di Mei, bulan yang semestinya kemarau
Ah
Musim pun tengah menyelingkuhi waktu
Menempatkan Mei pada salah satu gugusan kenangan
Menggumulinya dalam nestapa angan
Mendekap gulungan-gulungan kabut basah tengah malam
Kini hujan pun turun
Melerai tengkar kita
Dengan derapan ribuan tetes
Menumbuk segala yang dijumpa
(Episode 2),
Bicara tentang hujan, selalu mengasyikkan. Terutama saat emosi menyeret kenangan masa kecil untuk tergambar kembali.
Aku selalu merindukan hujan, tidak perduli seperti apa dia mewujud saat datang.
Gemerciknya laksana dentingan dawai harpa yang dipetik jari-jari lentik.
Sungguh, saat ini benar-benar aku inginkan hujan sirami aku karena matahari rupanya begitu bebas mempermainkan
Tetesan yang menimpa tanah becek memunculkan gelembung-gelembung yang sekejap musnah
Menggigil tubuh ini tidak pernah membuat aku menyesal untuk terus berharap hujan akan kembali deras.
Saat tubuh basah dikuliti tetesan rapat, berharap kilat merayap menerangi sesuatu yang bisa aku tatap.
Yang syahdu adalah ketika hujan di malam usai. Menyisakan satu dua tetesan dari ujung-ujung genteng. Setiap tetes yang terdengar jernih, seperti tikaman-tikaman pada rasa rindu.
Tubuh ini tidak pernah bisa ditaklukkan oleh hujan. Tapi bagaimana dengan hati ini?
Bahkan gerimis di sisa hujan membuat risau kalau-kalau aku akan kehilangannya.
Kadang aku berharap badailah yang datang.
Indramayu, 23 Juni 2015
Tulisaja
Selasa, 16 Juni 2015
Selamat Datang
SELAMAT DATANG
Hawanya mulai merasuk
Angin ini
Kering ini
Dingin di ujung-ujung jari
Harum debu-debu kering
Dalam khusuk semesta menyambut
Aku kenali engkau
Selamat datang Ramadhan
Indramayu, 17 Juni 2015
Tulisaja