Entri Populer

Rabu, 16 November 2016

Kebenaran

KEBENARAN

Mereka menggenggam kebenarannya masing-masing dalam kepalannya. Menggenggam erat hingga kuku-kuku jari menghunus telapak tangan. Melindungi dengan kokoh. Tidak ingin jari-jari merenggang dan kebenaran terlepas. Darah pun mulai menetes.

Mereka seperti anak-anak yang tengah menyembunyikan kelereng terbaik mereka. Tidak boleh seorangpun melihatnya. Di saat ada yang memaksa ingin melihat, genggaman menjadi semakin kuat.

Semakin keras tangan menggenggam, semakin terilusi bahwa kebenaran di dalam bersinar benderang. Mereka semakin tidak ingin melepaskan. Masing-masing menganggap kebenaran miliknyalah yang paling cemerlang.

Dibawanya kemanapun pergi sambil terus membayangkan pancarannya yang memenuhi ruang telapak tangan. Hingga saat tiba di sisi pembaringan, akan ditaruhnya kebenaran ke dalam guci tembikar.

Dibukanya kepalan dan direkahkannya jemari. Tidak ditemukan apapun di telapak berdarah. Kosong. Hanya terisa empat lubang luka. "Kemana perginya kebenaranku?" tanyanya kelu. "Padahal sedari pagi ada dalam genggamanku".

Dan merekapun harus terlelap dengan kebenaran yang baru yang dibuatnya sesaat sebelum tidur. Sementara aku di sini juga sudah lelap dengan kebenaran yang aku punya.

Jatibarang 17 Nopember 2016

tino

Tidak ada komentar:

Posting Komentar