Entri Populer

Minggu, 11 Januari 2015

Helm

HELM

Begitu sampai di rumah, Bewok langsung marah sejadi-jadinya.

"Ini ngga lucu. Kamu ini gimana sih? Gara-gara kamu, aku harus berurusan sama tukang becak", omel bewok setelah sebelumnya meneguk habis segelas besar air putih.

Bewok menarik nafas sebentar, lalu melanjutkan, "mestinya kan saat aku menoleh ke kiri di perempatan jalan itu, kamu juga ikut menoleh ke kiri. Kamu malah terus menghadap ke depan. Saat aku kembali menoleh ke depan, lho kok kamu malah menoleh ke kanan. Akhirnya motorku nyeruduk pantat becak. Masih untung ngga kenceng".

"Asli, mending nyeruduk pantat BMW deh dari pada pantat becak. Jangankan kita yang salah. Lah dia yang salah aja galakan dia kok. Apalagi ini, kita yang salah. Apes, gara-gara ulahmu aku harus keluar 300 ribu. Masa cuma pelek ban belakang melengkung saja harus 300 ribu. Dalihnya sekalian buat urut dan uang kaget lah. Tapi mau gimana lagi? Lah wong teman-temannya sesama becak sudah merubung dengan muka mengerikan".

Yang diomeli hanya bisa melongo ternganga di sudut meja.

"Sekarang gimana? 300 ribu itu uang terakhirku. Hari ini mau makan apa coba? Kamu jangan diem saja. Ayo jawab. Mau makan apa?" Tanya Bewok berteriak dengan bola mata yang hampir keluar dari rumahnya dan muka merah matang.

Yang ditanyapun masih diam ternganga di tempat semula.

"Sial. Selalu begitu. Cuma diam yang kamu bisa" hardik Bewok sambil melangkah gontai masuk ke kamarnya, meninggalkan helm tua, yang sudah sangat longgar bila dikenakan, di sudut meja.

Indramayu, 12 Januari 2015

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar