MELUPAKAN
Sore belum juga menenggelamkan matahari ke dalam kotak penyimpanannya, ketika seorang bapak tiba-tiba datang ke hadapanku. Beliau terlihat tengah marah besar tentang sesuatu.
"Ini tidak benar, sungguh ini tidak benar dan sangat mengecewakan" semprotnya ke mukaku.
Aku bingung.
Tapi lanjutnya "apa anda tidak tahu saya siapa? Atau anda lupa?".
Jelas aku tidak tahu, pikirku. Bagaimana aku tahu. Tiba-tiba saja bapak itu muncul di depanku dan marah seperti itu.
"Maaf, bapak siapa?" tanyaku.
"Lihat. Bahkan anda tidak tahu siapa saya" tukasnya.
Aku diam.
"Anda tidak sepatutnya bersikap seperti itu kepada saya. Anda harusnya malu dan segera meminta maaf ke saya".
"Anda bisa seperti sekarang karena siapa? Kalau bukan karena saya, tidak mungkin anda bisa seperti sekarang. Bahkan untuk bisa bertahan hiduppun mungkin anda tidak akan bisa".
"Tapi apa balasan yang anda berikan ke saya? Jangankan untuk membalas jasa, sekedar mengingat saja tidak".
"Saya tidak menuntut balas budi anda ke saya, tapi lupa anda terhadap saya sungguh mengecewakan saya".
Aku masih terdiam dan mulai gemetar.
Bapak itu semakin memerah mukanya.
"Saya tidak minta anda membelikan hadiah buat saya. Saya tidak minta anda hormat terbungkuk-bungkuk di hadapan saya. Saya cuma minta anda untuk tidak melupakan saya".
"Saya tidak peduli kalaupun anda sudah tidak mau menemui saya lagi. Saya tidak peduli kalau anda melupakan apa yang sudah saya lakukan untuk anda. Tapi tolong, jangan lupakan saya karena itu sangat mengecewakan dan menyakitkan".
Melupakan? Aku semakin gemetar.
"Maaf, bapak ini siapa?" tanyaku sekali lagi.
"Anda sungguh keterlaluan. Benar dugaan saya bahwa anda sudah melupakan saya. Perhatikan baik-baik, saya ini Bapakmu".
Dan aku tersungkur.
Indramayu, 13 Pebruari 2015
Tulisaja
Blog ini dengan sadar dibuat untuk menampung muntahan isi kepala yang seringkali lumer dan meleleh berupa tulisan yang kadang jelas kadang samar, kadang cerah kadang suram, kadang riang kadang murung. Semoga masih bisa dinikmati. Tino
Entri Populer
-
DI DUNIA Prosesnya adalah : 1. Lahir 2. Balita 3. Anak-anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Tua 7. Mati Catatan : Mati ...
-
PONDOK GEDE Bangunan inilah yang menjadi asal-usul nama daerah Pondok Gede. Sebuah kecamatan di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi Barat. ...
-
KUACI Kasih Mungkin inilah cara terbaik kita menutup hari Biarkanlah hanya jari dan mulut kita yang menari mencari Habiskan sisa ...
-
NASI UDUK Nasi uduk berkawan karib dengan bawang goreng dan emping. Dari dulu begitu, ga pernah berubah. Ada kawan-kawan lain yang mengisi ...
-
KEROCO Namaku Keroco. Ini bukan nama samaran atau julukan, apalagi nama penaku. Sungguh ini nama asli pemberian orang tuaku yang tercantum ...
-
REALISTIS Sore ini Bewok pulang dengan membawa sebungkus amarah pada mukanya yang membara. Dia marah setengah gila usai mendengarkan sosial...
-
Gapura Pondok Gede Gapura ini adalah mulut jalan menuju bangunan besar itu, Pondok Gede. Jalannya menanjak berbatu. Di sisi kanan jalan, ad...
-
RELATIF Aku kaya juga miskin Aku pintar juga bodoh Aku baik juga buruk Aku bagus juga jelek Aku benar juga salah Aku ini juga itu Aku...
-
MAESAROH Akhirnya Bewok memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti, sebagai karyawan di sebua...
-
RUBIK Masih ingat dengan permainan ini? Mudah-mudahan masih ingat. Saat duduk di bangku SD, saya mencoba permainan ini, tidak pernah bisa,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar