Entri Populer

Minggu, 22 Maret 2015

Protes

PROTES

Sore itu Bewok tengah protes dan marah pada hatinya sendiri. Bagi dia, hatinya itu sudah terlalu gaduh dan mengganggu. Percakapan hatinya dengan hatinya yang terus berdengung di rongga kepalanya, sudah seperti suara seekor lebah yang ingin keluar dari ruangan, tapi terjebak di kaca jendela.

Memang suaranya tidak memekakkan telinga. Tapi kesibukannya bicara yang terus menerus, membuatnya jengkel dan lelah. Istirahat malamnya terganggu. Bewok harus terbaring lama menatap langit-langit kamar dengan mata mengantuk, tapi tidak bisa segera terlelap.

Sudah beberapa kali dia protes, tapi sepertinya tidak diindahkannya. Walau terkadang dia ikut menikmati apa yang dibincangkan hatinya, tapi kali ini gaduhnya sudah membuat jengkel dan marah.

Anehnya, yang dibincangkan hatinya tidak pernah habis. Selalu ada bahan untuk didiskusikan, dikomentari, bahkan sekedar untuk diumpat atau dimaki. Bewok juga curiga, hatinya sering membicarakannya.

Bewok sungguh sudah tidak tahan. Gaduhnya sudah tidak lagi tahu waktu. Setiap saat, terus menerus. Ingin rasanya dia tinggalkan saja hatinya itu. Pergi jauh dan berharap tidak lagi bisa bertemu. Kemudian, yang membuatnya kaget adalah ketika hatinya itu tidak bisa menerima protesnya.

"Maaf, selama ini aku justru hanya mendengarkanmu," kata hatinya menjawab protes dan marahnya.

Indramayu, 23 Maret 2015

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar