TERLAMBAT
Aku kecup selembar kelopaknya
Semakin merekah dan gugur
Aku pungut lalu aku simpan di saku
Agar harumnya hanya untukku
Sengaja aku tancapkan durinya di kulitku
Aku rasakan ujungnya yang mulai menusuk
Membawa perih sampai ke kepalaku
Sekejap tentrampun menjalar
Barusan aku tebas mawar itu
Berharap tidak ada lagi yang bisa memiliki
Hingga tidak seorang pun ikut merasakan
Karena aku tidak ingin berbagi
Aku rasakan sakuku sesak
Kelopak yang aku simpan menjadi tunas merambat
Dalam sejuta krama yang belum sempat aku cecap
Tapi malam terlanjur selimuti aku lelap
Ya Tuhan
Segelas kopi sudah tidak hangat lagi
Sementara keretaku mulai beranjak
Jatibarang, 7 Maret 2015
Tulisaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar