BIADAB
Saat seorang anak terkoyak paksa kehormatannya, semua orang tua meradang marah. Hanya sedikit kosa kata yang bisa ditemukan untuk menggambarkan si pelaku, dan yang populer adalah 'biadab'.
Saat seorang anak mati sia-sia di tangan kakak kelasnya hanya karena masalah sepele, semua orang tua berang, marah. Kata 'biadab' juga sering dipilih untuk ditempelkan pada pelaku.
Kenapa banyak anak-anak sekarang tidak memahami adab? Jangan dulu salahkan mereka. Saat kata 'biadab' terbersit di benak kita dan kita tempelkan pada si pelaku, jangan-jangan kita tengah memberi stempel layaknya dulu kita memberi cap 'anak haram' pada anak yang lahir di luar nikah.
Siapa yang perduli, saat kaum tua sekarang merampas habis masa anak-anak generasi kini. Siapa juga yang perduli kalau sebagian kaum tua lebih menganggap anak-anak sebagai aset bahkan "modal produksi" untuk masa depan ketimbang anugerah Tuhan, sebagai mahlukNya yang dititipkan. Eksploitasi kemampuan anak sejak dini, dengan dalih memberikan bekal pendidikan yang maksimal, memaksa anak hidup dalam jadwal padat ciptaan kaum tua tanpa memberikannya kesempatan untuk menikmati keceriaan masa anak-anaknya.
Memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mamberikan bekal pendidikan untuk anak-anak kita, tapi memindahkan jutaan ambisi kita ke atas pundak mereka, anak-anak kita, dan memaksakan satu skenario bahwa hidup harus sukses secara materi kepada mereka bukanlah hal yang bijak pula.
Seringkali aku melihat anak-anak SD tergopoh-gopoh dipaksa oleh sistem pendidikan untuk membawa tas ransel berisi penuh buku-buku pelajaran. Setiap hari mereka membawa beban di pundaknya hampir seberat beban di ransel tentara yang sedang berlatih.
Kawan, mereka anak-anak kita. Janganlah kita tertular oleh kebengisan jaman untuk ikut menyiksa mereka dengan ambisi kita. Biarkan mereka tumbuhkembangkan ambisinya sendiri menurut persepsi mereka di setiap tingkatan usianya. Peran kita hanya memberi arahan agar mereka tidak menjadi mahluk berdosa.
*sebuah teguran untuk diri sendiri
Semarang, 13 Mei 2014
Tulisaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar