Entri Populer

Jumat, 05 Desember 2014

Jam Dinding

JAM DINDING

Jam dinding di ruang tengah rumah saya memohon agar saya tidak melengserkannya. Tapi saya sudah sampai pada keputusan final, bahwa saya harus merongsokkannya. Pasalnya sudah dua kali dia membohongi saya berkaitan dengan ketepatannya menunjukkan waktu, dan mengakibatkan saya dua kali terlambat masuk kerja.

Bukan tanpa diberi kesempatan dia akan saya rongsokkan. Kesempatan pertama dia minta dibersihkan dari debu dan bangkai semut. Saya turuti. Tapi dia tetap tidak pas menunjukkan waktu. Terlambat berjam-jam dari waktu yang semestinya. Kemudian dia berdalih bahwa baterainyalah yang sudah lemah dan dia minta untuk diganti dengan baterai baru. Itu juga saya turuti segera setelah dia minta. Ternyata penggantian baterai tidak juga merubah kelakuannya.

Saya pikir, jam dinding ini sudah sekarat dan memang sudah saatnya untuk pensiun. Tapi kalau mendengar rengekkannya, saya jadi tidak tega untuk mengganti dengan yang lain. Dan kalau dipikirpun sebenarnya jam dinding itu hanya saya lihat saat akan berangkat kerja saja, selebihnya, dia hanyalah sebuah benda yang berjalan, berdetak dalam kepungan sepinya semata.

Akhirnya, keputusan yang sudah final itu harus saya ralat. Saya biarkan jam dinding itu membusuk dalam sepinya sendiri di paku cantolannya semula, dan sayapun melanjutkan kebiasaan lama, menyimpan barang yang sudah tidak berguna. Saya juga mesti membiasakan diri mengambil patokan waktu dari handphone saya.

Jatibarang, 11 Mei 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar