JAM DINDING
Jam dinding di ruang tengah rumah saya memohon agar saya tidak melengserkannya. Tapi saya sudah sampai pada keputusan final, bahwa saya harus merongsokkannya. Pasalnya sudah dua kali dia membohongi saya berkaitan dengan ketepatannya menunjukkan waktu, dan mengakibatkan saya dua kali terlambat masuk kerja.
Bukan tanpa diberi kesempatan dia akan saya rongsokkan. Kesempatan pertama dia minta dibersihkan dari debu dan bangkai semut. Saya turuti. Tapi dia tetap tidak pas menunjukkan waktu. Terlambat berjam-jam dari waktu yang semestinya. Kemudian dia berdalih bahwa baterainyalah yang sudah lemah dan dia minta untuk diganti dengan baterai baru. Itu juga saya turuti segera setelah dia minta. Ternyata penggantian baterai tidak juga merubah kelakuannya.
Saya pikir, jam dinding ini sudah sekarat dan memang sudah saatnya untuk pensiun. Tapi kalau mendengar rengekkannya, saya jadi tidak tega untuk mengganti dengan yang lain. Dan kalau dipikirpun sebenarnya jam dinding itu hanya saya lihat saat akan berangkat kerja saja, selebihnya, dia hanyalah sebuah benda yang berjalan, berdetak dalam kepungan sepinya semata.
Akhirnya, keputusan yang sudah final itu harus saya ralat. Saya biarkan jam dinding itu membusuk dalam sepinya sendiri di paku cantolannya semula, dan sayapun melanjutkan kebiasaan lama, menyimpan barang yang sudah tidak berguna. Saya juga mesti membiasakan diri mengambil patokan waktu dari handphone saya.
Jatibarang, 11 Mei 2014
Tulisaja
Blog ini dengan sadar dibuat untuk menampung muntahan isi kepala yang seringkali lumer dan meleleh berupa tulisan yang kadang jelas kadang samar, kadang cerah kadang suram, kadang riang kadang murung. Semoga masih bisa dinikmati. Tino
Entri Populer
-
DI DUNIA Prosesnya adalah : 1. Lahir 2. Balita 3. Anak-anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Tua 7. Mati Catatan : Mati ...
-
PONDOK GEDE Bangunan inilah yang menjadi asal-usul nama daerah Pondok Gede. Sebuah kecamatan di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi Barat. ...
-
KUACI Kasih Mungkin inilah cara terbaik kita menutup hari Biarkanlah hanya jari dan mulut kita yang menari mencari Habiskan sisa ...
-
NASI UDUK Nasi uduk berkawan karib dengan bawang goreng dan emping. Dari dulu begitu, ga pernah berubah. Ada kawan-kawan lain yang mengisi ...
-
KEROCO Namaku Keroco. Ini bukan nama samaran atau julukan, apalagi nama penaku. Sungguh ini nama asli pemberian orang tuaku yang tercantum ...
-
REALISTIS Sore ini Bewok pulang dengan membawa sebungkus amarah pada mukanya yang membara. Dia marah setengah gila usai mendengarkan sosial...
-
Gapura Pondok Gede Gapura ini adalah mulut jalan menuju bangunan besar itu, Pondok Gede. Jalannya menanjak berbatu. Di sisi kanan jalan, ad...
-
RELATIF Aku kaya juga miskin Aku pintar juga bodoh Aku baik juga buruk Aku bagus juga jelek Aku benar juga salah Aku ini juga itu Aku...
-
MAESAROH Akhirnya Bewok memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti, sebagai karyawan di sebua...
-
RUBIK Masih ingat dengan permainan ini? Mudah-mudahan masih ingat. Saat duduk di bangku SD, saya mencoba permainan ini, tidak pernah bisa,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar