Entri Populer

Jumat, 05 Desember 2014

Bunga Untukmu

BUNGA UNTUKMU

"Aku tidak mencium wangi bunga seperti biasa untukku hari ini
Kenapa kau tidak membawakannya untukku
Karena hanya itulah pengobat rindu
Pada hidup, pada dunia dan pada dirimu

Vas itu kosong sedari pagi
Masih juga aku tunggu kau untuk mengisi
Mungkin kau sudah hancurkan janji
Walau aku tidak yakin kau bisa menyakiti

Ikhlasku harus terbaring di sini
Di dipan tua sampai waktunya nanti
Asalkan kau bawakan bunga itu setiap hari
Jadikan hari hati ini wangi menyepi

Lupakah kau hari ini?
Tidak usahlah buru-buru kau makamkan aku
Sisakan sekejap bunga kutunggu
Hingga aku puas nikmati wanginya sampai ba'da lohor nanti".

Untaian puisi itu terus terngiang-ngiang di rongga kepala Jono, berulang-ulang, tidak henti-henti. Penuh kelembutan diucapkan oleh kekasihnya. Puisi yang sempat dia tulis pada note di gadgetnya sesaat sebelum prosesi pemakaman kekasihnya yang sangat dia cintai. Puisi terakhir yang sempat dia tulis seminggu sebelum akhirnya dia gila. Terkadang dia bacakan penggalan puisi itu mengikuti suara dari dalam tongga kepalanya di depan gerbang pasar, tempat di mana dia tinggal.

Indramayu, 18 Juni 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar