SEBUAH PERCAKAPAN
Tiba-tiba seorang kawan, Rahmat Muharam, menyapaku melalui inbox facebook:
Selamat malam sobat
Aku menjawab sumringah:
Selamat malam kawan Muharam
Dan kawan Muharam melanjutkan diakhiri pertanyaan yang tidak aku duga:
Seperempat gelas kopi hitam disertai dua batang rokok membawa angan melayang .... sobat ,, apakahkita sudah tua...?
Lantas akupun menulis:
Seperti malam yang tidak bisa dicegah lagi, terus merangkak mendekati ajalnya
Kawan Muharam menimpali:
Sepertiga rambut hitam telah memutih, sepertiga gigi tanggal.. sepertiga penglihatan telah memudar.... digilas waktu....
Aku kembali menulis:
Semua tanda sudah menyapa
Siap memeluk usia renta
Biarlah takdir ikut menua
Tidak akan selamat jiwa meronta
Kawan Muharam pun masih membalas pesanku:
Isyarat telah dipelupuk mata, sementara sang jiwa masih terlunta lunta ..siapkah hamba...
Aku membaca akan kegamangan 'masa depannya' dan membalas:
Meredup tidak berarti padam
Padam tidak juga harus menghilang
Selama jejak-jejak sudah ditinggalkan
Tidak perlu pula prasasti diletakkan
Karena mata ini sudah sangat lelah, waktu pun sudah pukul 24.00, akupun dengan penuh penyesalan harus pamit dan mengakhiri obrolan ini:
Maaf kawan
Tubuh lemah ini memaksa untuk disandarkan
Sekedar menghapus sedikit nestapa dalam angan
Semoga esok akan tetap lahir sang jabang bayi harapan
Salam buat keluarga sekalian
Maka kawan Muharam menutup:
Biarkan malam menyelimuti kedamaian.. selamat beristirahat sobat
Satu pertanyaannya yang tidak sempat aku balas:
Adakah sobat menemukan kenikmatan tersendiri ketika kita membangunkan anak kita untuk bangun saur... tapi sianak malah 'peperengkelan' dibawah selimut...
Maaf kawan, aku terburu untuk terlelap semalam.
*sebuah percakapan dengan seorang kawan, Rahmat Muharam
Indramayu, 3 Juli 2014
Tulisaja
Blog ini dengan sadar dibuat untuk menampung muntahan isi kepala yang seringkali lumer dan meleleh berupa tulisan yang kadang jelas kadang samar, kadang cerah kadang suram, kadang riang kadang murung. Semoga masih bisa dinikmati. Tino
Entri Populer
-
DI DUNIA Prosesnya adalah : 1. Lahir 2. Balita 3. Anak-anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Tua 7. Mati Catatan : Mati ...
-
PONDOK GEDE Bangunan inilah yang menjadi asal-usul nama daerah Pondok Gede. Sebuah kecamatan di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi Barat. ...
-
KUACI Kasih Mungkin inilah cara terbaik kita menutup hari Biarkanlah hanya jari dan mulut kita yang menari mencari Habiskan sisa ...
-
NASI UDUK Nasi uduk berkawan karib dengan bawang goreng dan emping. Dari dulu begitu, ga pernah berubah. Ada kawan-kawan lain yang mengisi ...
-
KEROCO Namaku Keroco. Ini bukan nama samaran atau julukan, apalagi nama penaku. Sungguh ini nama asli pemberian orang tuaku yang tercantum ...
-
REALISTIS Sore ini Bewok pulang dengan membawa sebungkus amarah pada mukanya yang membara. Dia marah setengah gila usai mendengarkan sosial...
-
Gapura Pondok Gede Gapura ini adalah mulut jalan menuju bangunan besar itu, Pondok Gede. Jalannya menanjak berbatu. Di sisi kanan jalan, ad...
-
RELATIF Aku kaya juga miskin Aku pintar juga bodoh Aku baik juga buruk Aku bagus juga jelek Aku benar juga salah Aku ini juga itu Aku...
-
MAESAROH Akhirnya Bewok memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti, sebagai karyawan di sebua...
-
RUBIK Masih ingat dengan permainan ini? Mudah-mudahan masih ingat. Saat duduk di bangku SD, saya mencoba permainan ini, tidak pernah bisa,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar