Entri Populer

Jumat, 05 Desember 2014

Menilai

MENILAI

"Jadi, anytime kita mau makan apa saja, hajar aja ya, hayu" kata seorang wanita di iklan pasta gigi pada penggalan akhir narasinya.

Kalau kita menilai kalimat di atas hanya berdasarkan kalimat itu saja, tanpa menyertakan narasi panjang sebelumnya, akan muncul kesan rakus. Bayangkan, kapan saja dan apa saja yang kita ingin makan, kita akan makan. Sudah tidak ada lagi perhitungan atau pertimbangan. Kata "hajar" lebih mempertegas kesan rakus yang muncul.

Tapi bila kita mengikuti narasi iklan secara keseluruhan, kesan rakus tidak muncul. Kalimat terakhir dari iklan tersebut hanya ingin berpesan bahwa kita tidak perlu khawatir lagi untuk makan, karena gigi sudah tidak sensitif lagi dan tidak akan merasakan sakit lagi.

Lihatlah, bagai mana informasi yang tidak lengkap, informasi setengah-setengah, informasi yang hanya ujungnya saja dapat melencengkan pengambilan kesimpulan atau persepsi atau penilaian kita terhadap sesuatu.

Kalau hal seperti ini kita alami untuk mengambil kesimpulan atau penilaian terhadap seseorang, sikap seseorang, tindakan seseorang, dikhawatirkan yang muncul justru fitnah.

So, hati-hati dengan sepenggal informasi, informasi yang tidak lengkap, informasi yang ujungnya saja.

Hati-hati untuk menilai seseorang. Sikap amannya, kita tidak perlu menilai orang lain. Kalaupun harus menilai orang lain, itu hanya untuk diri sendiri, tidak untuk dipublikasikan. Sebagaimanapun gatalnya keinginan mulut ini untuk mengungkapkan, tahan saja hasil penilaian itu di dalam hati, karena fitnah terjadi karena adanya pengungkapan.

Terakhir, hati-hati di jalan, matikan kompor dan alat listrik lainnya sebelum berangkat (lhoooo ndak nyambung ya?).

Jatibarang, 20 Agustus 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar