Entri Populer

Jumat, 05 Desember 2014

Masa Kini

MASA KINI
(Edisi Serius)

Di tiap-tiap masa orang selalu bilang "aduh sekarang sih susah, harga-harga serba mahal, lebih enak dulu, semuanya serba murah". Belum pernah ada yang bilang "aduh sekarang sih enak, harga-harga serba murah, dibanding dulu, harga-harga serba mahal".

Sebagian orang menganggap masa lalu selalu lebih menyenangkan dibandingkan dengan masa kini. Dengan kata lain, orang menjadi lebih cocok bila hidup di masa lalu.

Penilaian seperti ini sah-sah saja. Hanya saja kalau direnungkan kembali, akan muncul pertanyaan "kalau seperti ini terus, kapan kita akan berada pada suatu masa yang aktual dan itu cocok dengan harapan kita?". Sepertinya kita tidak akan pernah bertemu dengan masa itu.

Kalau ada penilaian seperti itu, aku melihatnya sebagai suatu gejala gagal mengikuti jaman. Kita selalu tertinggal dan tidak pernah berhasil dalam proses penyesuaian diri terhadap situasi aktual. Menilai masa lalu selalu lebih enak dibandingkan dengan masa kini adalah pengungkungan jiwa, membenamkan angan pada keindahan masa yang sudah lewat. Setiap masa memiliki takdirnya masing-masing.

Memang kita tidak akan pernah menemukan lagi harga-harga yang murah seperti di masa lalu di masa kini. Tetapi masalah enak tidak enaknya hidup adalah masalah bisa tidaknya kita menikmati hidup dengan setiap keadaannya. Ini tergantung pada cara pandang atau respon hati kita pada setiap masalah bahkan pada setiap anugerah.

Maka jadikanlah tiap-tiap masa bagaikan ladang garapan baru. Garaplah ladang itu layaknya petani menikmati setiap ayunan cangkulnya di bawah teriknya matahari, tanpa mengeluh. Layaknya nelayan yang menghadapi dengan gagah setiap hantaman ombak pada perahunya. Layaknya seniman yang menghayati setiap kata dari puisi yang dibacakannya.

Jatibarang, 30 Agustus 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar