Entri Populer

Senin, 01 Desember 2014

Diam

DIAM

Hinakanlah yang kau benci
Sampai mulutmu membusuk biru
Lantaimu basah oleh ludah serapahmu
Lihatlah
Di bangun tidur nanti kau masih seperti kemarin pagi
Kebencianmu ternyata tidak merubah dunia sedikitpun, bahkan tidak untuk secuil nasibmu

Pujilah yang kau sukai
Sampai lidahmu laksana hamparan taburan melati
Hidungmu pun merekah saat lenguhkan kagum dan puja puji
Bahkan mencium kakipun sepertinya kau sudi
Lihatlah
Di bangun tidur nanti kau masih seperti kemarin pagi
Pujianmu pun tidak mengubah hidupmu, juga tidak untuk secuil nasibmu

Kawan, ini jaman memabukkan
Janganlah kau tertipu untuk membenci atau memuji
Diamkan saja yang ada di depan mata
Sampai pada batas yang akhirnya kau fahami
Bahwa semua kebencianmu adalah kebodohan dan kekagumamu adalah kesia-siaan

Kawan, pengungkapan adalah kekalahan mutlak terhadap pengendalian emosi
Saat diungkapkan kebencian atau kekaguman
Saat itu emosi tengah merajai keteduhan nurani

Kawan, lebih baik kita diam

Jatibarang, 1 Nopember 2014

Tulisaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar