DUNIA MAYA
Hampir separuh penumpang yang menunggu kereta di stasiun tadi, asik dengan gadgetnya. Di banyak tempat menunggu, orang kini lebih asik dengan dunia barunya di dalam gadgetnya.
Dunia 'kini di sini' sudah tidak menarik lagi bagi kebanyakan orang sehingga di setiap waktu luangnya mereka lebih menikmati dunia maya, dunia diam, dunia di ujung jemari.
Membayangkan suatu jaman di mana mulut manusia tumbuh begitu mungilnya, hanya selebar lubang sedotan, sementara mata tersembul begitu besarnya, benar-benar seperti bola pingpong dan jari jempol menjadi lebih panjang dari dari jari telunjuk. Sungguh, ini adalah evolusi yang brutal dan berantakan.
Semarang, 14 Mei 2014
Tulisaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar