NAMAKU SARIMIN
Perkenalkan, namaku Sarimin. Entah kenapa, sudah sejak dulu nama Sarimin selalu dilekatkan kepada "pekerja seni" seperti aku. Ah, andai boleh aku disebut seniman.
Benar. Aku seekor monyet. Aku seekor monyet dari salah satu kelompok topeng monyet yang dulu kerap menggelar pertunjukan di banyak lampu merah di Jakarta. Sekarang kami tergusur sampai jauh ke Jatibarang - Indramayu, karena di Jakarta sudah tidak boleh lagi monyet seperti aku tampil.
Aku menjalankan profesi ini sejak usiaku delapan bulan. Sebelumnya aku harus menjalani latihan dan teraphy yang sangat berat dan menyakitkan. Teraphy? Ya betul teraphy. Aku harus merubah cara jalanku menjadi tegak layaknya manusia. Hari-hari berat harus aku lewati. Kedua tanganku diikat ke belakang seperti penjahat yang tertangkap lalu aku digantung untuk beberapa jam per hari. Teraphy itu terus berlangsung sampai aku bisa berjalan tegak.
Setelah teraphy, aku harus lanjutkan dengan sesi latihan. Aku harus berlatih mengenakan topeng, memikul, menunggang anjing sahabatku dengan gaya seperti cowboy, menggunakan payung juga termasuk berlenggak-lenggok. Belakangan aku juga dilatih mengendarai sepeda motor papanku. Beberapa keahlian dilatih di sela-sela rehat setelah beberapa sesi tampil. Keterampilanku untuk tampilpun semakin baik dan juga semakin beragam "acting" yang aku bisa. Tapi sayang sudah tidak bisa lagi tampil di Jakarta.
Sekarang, di usiaku yang tiga tahun sebenarnya aku sudah sangat lelah menjalani semua ini. Kalau berandai-andai, saat ini aku lebih suka dipelihara seseorang. Aku tidak ingin dikembalikan ke habitat asalku di sebuah hutan misalnya. Jangan sampai itu terjadi. Aku akan menjadi bahan tertawaan dan ejekan teman-temanku. "Masa monyet jalannya tegak dan gagah", begitu sepertinya mereka akan mengejekku.
Baiklah kawan, aku sudahi dulu perkenalan ini karena aku harus segera siap- siap untuk tampil. Salam kenal dariku, Sarimin.
Indramayu, 27 September 2014
Tulisaja
Blog ini dengan sadar dibuat untuk menampung muntahan isi kepala yang seringkali lumer dan meleleh berupa tulisan yang kadang jelas kadang samar, kadang cerah kadang suram, kadang riang kadang murung. Semoga masih bisa dinikmati. Tino
Entri Populer
-
DI DUNIA Prosesnya adalah : 1. Lahir 2. Balita 3. Anak-anak 4. Remaja 5. Dewasa 6. Tua 7. Mati Catatan : Mati ...
-
PONDOK GEDE Bangunan inilah yang menjadi asal-usul nama daerah Pondok Gede. Sebuah kecamatan di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi Barat. ...
-
KUACI Kasih Mungkin inilah cara terbaik kita menutup hari Biarkanlah hanya jari dan mulut kita yang menari mencari Habiskan sisa ...
-
NASI UDUK Nasi uduk berkawan karib dengan bawang goreng dan emping. Dari dulu begitu, ga pernah berubah. Ada kawan-kawan lain yang mengisi ...
-
KEROCO Namaku Keroco. Ini bukan nama samaran atau julukan, apalagi nama penaku. Sungguh ini nama asli pemberian orang tuaku yang tercantum ...
-
REALISTIS Sore ini Bewok pulang dengan membawa sebungkus amarah pada mukanya yang membara. Dia marah setengah gila usai mendengarkan sosial...
-
Gapura Pondok Gede Gapura ini adalah mulut jalan menuju bangunan besar itu, Pondok Gede. Jalannya menanjak berbatu. Di sisi kanan jalan, ad...
-
RELATIF Aku kaya juga miskin Aku pintar juga bodoh Aku baik juga buruk Aku bagus juga jelek Aku benar juga salah Aku ini juga itu Aku...
-
MAESAROH Akhirnya Bewok memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah belasan tahun dia geluti, sebagai karyawan di sebua...
-
RUBIK Masih ingat dengan permainan ini? Mudah-mudahan masih ingat. Saat duduk di bangku SD, saya mencoba permainan ini, tidak pernah bisa,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar